Senin, 18 Juli 2011

Organisasi Budaya Dan Seni Budaya

Organisasi Budaya Dan Seni Budaya

·       Organisasi Budaya

P
erubahan kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari organisasi Kebudayaan, dalam masa Demokrasi liberal, Politik adalah Sesuatu hal yang dapat menjaga dan memperoleh kekuasaan guna mendapatkan dukungan dari rakyat sehingga para penguasa membutuhkan organisasi kebudayaan untuk mencapai tujuannya itu, namun pada saat ini hal itu telah mengalami perubahan nilai yang awal nya untuk memperoleh dukungan menjadi sesuatu hal yang ditujukkan untuk menjaga kebudayaan masing-masing daerah, sehingga daerah tersebut mendapat ciri khas yang berbeda dengan daerah- daerah yang lain.
Dan di tengah Maraknya arus Globalisasi yang masuk ke Indonesia, melalui cara  cara tertentu membuat Dampak Positif dan Dampak Negatif nya sendiri Bagi Bangsa Indonesia. Terutama dalam Bidang Kebudayaan. Karena semakin terkikisnya nilai – nilai Budaya kita oleh pengaruh budaya Asing yang masuk ke Negara kita.
Oleh karena itu, untuk  meningkatkan ketahanan budaya bangsa, maka Pembangunan Nasional perlu bertitik-tolak dari upaya-upaya  pengem­bangan kesenian yang mampu melahirkan “nilai-tambah kultural”. Pakem-pakem seni (lokal dan nasional) perlu tetap dilanggengkan, karena berakar dalam budaya masyarakat. Melalui dekomposisi dan rekonstruksi, rekoreografi, renovasi, revitalisasi, refung­sionalisasi, disertai improvisasi dengan aneka hiasan, sentuhan-sentuhan nilai-nilai dan nafas baru, akan mengundang apresiasi dan menumbuhkan sikap posesif terhadap pembaharuan dan pengayaan karya-karya seni.  Di sinilah awal dari kesenian menjadi kekayaan budaya dan “modal sosial-kultural” masyarakat.
Sebelumnya ada tiga polemic kebudayaan, ketiga peristiwa kebudayaan tersebut yakni Polemik Kebudayaan yang terjadi pada tahun 1930-an. Disusul dengan terbitnya Surat Kepertjajaan Gelanggang tahun 1950-an dan berkembangnya Politik Aliran Kebudayaan pada tahun 1960-an.
Polemik Kebudayaan merupakan titik pangkal ditiupkannya ruh dinamika kebudayaan di Indonesia. Persoalan identitas, orientasi masyarakat terdidik dalam lapangan kebudayaan, kesenian, kesusastraan, pendidikan, politik, sosial, dan agama mengalami pergulatan yang sangat serius. Sebagai penanda, "perang pena" secara terbuka dan hangat tanpa melibatkan massa menjadi ajang pertukaran gagasan kebudayaan antar intelgensia masa itu.



Berberapa Organisasi Kebudayaan pun Terbentuk Dimulai dari :

A.    Lembaga Kebudayaan rakyat ( Lekra)

Lekra terbentuk tahun 1950 dan memiliki aliran realism- socialism, Lembaga Kebudajaan Rakjat atau dikenal dengan akronim Lekra, merupakan organisasi kebudayaan sayap kiri di Indonesia. Lekra didirikan atas inisiatif D.N Aidit, Nyoto, M.S. Ashar, dan A.S. Dharta pada tanggal 17 Agustus 1950. D.N. Aidit dan Nyoto saat itu adalah pemimpin Partai Komunis Indonesia yang baru dibentuk kembali setelah kegagalan gerakan Musso dalam
Lekra bekerja khususnya di bidang kebudayaan, kesenian, dan ilmu pengetahuan. Lekra bertujuan menghimpun tenaga dan kegiatan para penulis, seniman, dan pelaku kebudayaan lainnya, serta berkeyakinan bahwa kebudayaan dan seni tidak bisa dipisahkan dari rakyat. Anggota Lekra yang terkenal adalah Pramoedya Ananta Toer dan Rivai Apin.
Lekra dibubarkan berdasarkan Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang Pelarangan Ajaran Komunisme, Leninisme, dan Pembubaran Organisasi PKI beserta Organisasi Massanya
B.     Lembaga Kebudayaan Nasional
Berbeda dengan LEKRA , Lembaga ini adalah Lembaga yang mendukung politik yang dijalankan oleh Presiden Soekarno yang pada saat itu juga memimpin surat kabar PNI
LKN (Lembaga Kebudayaan Nasional) dengan tokoh utama Sitor Situmorang.

            c. Lembaga Seni Budayawan Muslimin Indonesia ( lesbumi)
“Lesbumi” (Lembaga seniman budayawan muslimin Indonesia) merupakan lembaga seni-budaya yang di usung oleh NU pada tahun 1950-1960-an. Di lembaga itu para seniman dan budayawan muslim NU berkumpul. Lembaga ini sempat stagnan hingga pasca pemerintahan Soeharto.
Lesbumi kembali dihadirkan melalui Muktamar NU ke-30 (1999) dan ke-31 (2004) . Apa yang dilakukan NU merupakan bagian dari semangat kembali ke Khittah 1926 yang menggelindingkan trilogi transformasi: sosio-politik, sosio-kultural dan sosio-ekonomi. Fakta historis ini membedakan kehadiran Lesbumi selama hampir satu dasawarsa terakhir dengan kelahiran awalnya pada dekade 1960-an.

C.    Manifes Kebudayaan ( manikebu)
Manikebu merupakan pernyataan kebudayaan yang bersikap netral dan universal. Di tulis dan ditanda tangani oleh sejumlah budayawan yang antara lain : wiratmo sukito, Hb Jasin, Gunawan Muhammad, dan Arif Budiman. Yang Isinya adlah “Kami para seniman dan cendekiawan Indonesia dengan mengumumkan sebuah manifes kebudayaan yang menyatakan pendirian, cita-cita dan politik kebudayaan nasional kami.

Bagi kami kebudayaan adalah perjuangan untuk menyempurnakan kondisi hidup manusia. Kami tidak mengutamakan salah satu sektoral kebudayaan di atas sektor kebudayaan lain. Setiap sektor berjuang bersama-sama untuk kebudayaan itu sesuai dengankodratnya.

Dalam melaksanakan kebudayaan nasional kami berusaha mencipta dengan kesungguhan yang sejujur-jujurnya sebagai perjuangan untuk mempertahankan dan mengembangkan martabat diri kami sebagai bangsa Indonesia ditengah-tengahnya masyarakatbangsa-bangsa.(Jakarta,17Agustus1963)

PANCASILA adalah falsafah kebudayaan kami.
Namun saying akibat desakan LEkra maka Manikebu dibubarkan dan tokoh-tokohnya dari manikebu digeser dari organisasi pemerintahan dan Swasta.

Dan organisasi budaya lainnya seperti
1.      Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI/Masyumi),
2.      Lembaga Kebudayaan Indonesia Katolik (LKIK/Partai Katolik),
3.      Lembaga Seni Budaya Indonesia (Lesbi/ Partindo),
4.      Lembaga Kebudayaan dan Seni Muslim Indonesia (Laksmi/ PSII),
5.       Lembaga Kebudayaan dan Seni Islam (Leksi/ Perti), dan lain sebagainya


Partai politik dan organisasi kemasyarakatan disamping didukung oleh media massa masing-masing, waktu itu juga mempunyai oraganisasi atau lembaga kebudayaan. Partai Nasional Indonesia (PNI) mempunyai Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN), Partai Komunis Indonesia (PKI) memiliki Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), Nahdlatul Ulama membentuk Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi), dan Partai Indonesia (Partindo) didukung Lembaga Seni Budaya Indonesia (Lesbi). Begitu kuatnya pengaruh politik dalam kehidupan budaya dan pers waktu itu, hinga budayawan, cendekiawan, dan wartawan yang umumnya bekerja bedasarkan prinsip-prinsip yang universal harus menarik garis kawan atau lawan. Tidak ada tempat untuk mereka yang di tengah. Siapapun yang tidak sepaham segera dicap sebagai lawan. Akibat perang ideologi itu, dua kelompok budayawan, cendekiawan, dan wartawan segera terbentuk. Satu pendukung komunisme dan yang lain adalah penentangnya. Mereka yang pro-komunis menamakan dirinya progresif revolusioner, Pancasilais sejati, Manipolis sejati pendukung Bung Karno, dan yang anti-komunis disebutnya kaum reaksioner, kontrarevolusi, anti-Pancasila yang tergabung dalam kelompok humanisme universal.
Dua kubu ini menarik garis demarkasi yang berbeda dalam memandang kebudayaan dan seni di Indonesia. Kaum yang menyebut dirinya progresif revolusioner menempatkan politik sebagai panglima, mengabdikan dan memaksakan seni kedalam politik yang memihak kepentingan rakyat. Sedangkan lawannya menyebut dirinya humanisme universal, dimana seni untuk seni, terlepas dari pengaruh ideologi. Kelompok ini tergabung dalam Manifes Kebudayaan atau Manikebu. Perseteruan diantara mereka dalam bidang kebudayaan begitu substansiil, disamping beradu pemikiran, kedua kelompok juga bertanding dalam kreativitas. Suasana ganyang-mengganyang satu sama lain telah mengakibatkan masing-masing pihak tidak hanya bertahan, tetapi juga bersaing untuk melahirkan karya-karya yang unggul. Klimaks atau antiklimaks dari Prahara Budaya adalah pemberontakan G 30-S/PKI 1965 yang gagal. Kelompok kanan-seperti halnya dalam layar pertunjukan wayang kulit, keluar sebagai pemenang. Akibatnya tak terelakkan mereka yang diganyang sebelumnya ganti mengganyang.
Dalam buku Prahara Budaya ini perseteruan ataupun polemik kebudayaan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1959-1965 begitu jelas diperlihatkan kepada kita oleh D.S. Moeljanto dan Taufiq Ismail, bagaimana perang kebudayaan dan seni di Indonesia begitu sengit diantara kaum budayawan, cendekiawan, dan wartawan waktu itu. Walaupun banyak terlihat didalamnya peran wartawan atau pers begitu dominan. Hal ini dapat kita temui dengan melihat koran ataupun guntingan surat kabar yang beredar waktu itu, hampir sebagian terisi oleh karya-karya sastra yang kental di dalam zamannya. Acungan jempol dan salut kepada D.S. Moeljanto dan Taufiq Ismail patut kita berikan. Karena dengan hasil tulisannya semakin menambah perbendaharaan kita tentang wacana kebudayaan yang terjadi di Indonesia waktu itu. Zaman dimana tak patut dan pantas untuk terjadi kembali.
Namun pada saat ini fungsi dan tujuan Organisasi berubah menjadi kerah yakni pengembangan dan untuk mempertahankan kebudayaan agar tidak hilang atau tergerus dari budaya luar yang dianggap lebih maju.
Ada  2 ciri organisasi kebudayaan yang saat ini  berada di iNdonesia, yakni lembaga yang berada dibawah naungan pemerintah daerah dan  organisasi kebudayaan yang independent.
Dibawah naungan pemerintah seperti
.     Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI JAKARTA
-          Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Yogyakarta
.     Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bali
-          Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Tengah
-          Dll.
Dan independent seperti:
1.    Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI) HMI
3.    Barisan Reyog Nasional (BREN)
4.    Paguyuban Gajah Gajahan Anggoro Sakti
5.    Lembaga Seni PP  Muhamadiyah
6.    Yayasan Kelola
7.    Berbagai macam komunitas seni dan budaya seperti , Komunitas Hitam Putih, Komunitas Pemusik jalanan (KPJ),komunitas merapi, komunitas laluna,
8.    Dan lain sebagainya
Tugas utama dari organisasi budaya saat ini  adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleg negara lain.Berikut beberapa hal yang dapat kita simak dalam rangka melestarikan budaya.
Seni Budaya
K
ata "seni" adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun
dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata "sani" yang
artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Dalam bahasa Inggris dengan istilah "ART"(artivisial) yang artinya adalah barang/atau karya dari sebuah kegiatan.

Ensiklopedia Indonesia : Seni adalah penciptaan benda atau segala hal yang
karena kendahan bentuknya, orang senang melihat dan mendengar
b. Aristoteles : seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya
dengan upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan
tertentu,
c. Ki Hajar Dewantara : seni adalah indah, menurutnya seni adalah segala
perbuatan manusia yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah hingga
dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya.

Pada Abad 20 Seni budaya dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu
1.    Seni tradisional
2.    Seni Budaya Modern

Seni budaya tradisional memiliki ciri; merupakan seni budaya daerah, peralatan, bahasa, dan cerita rakyatnya menunjukkan kekhasan suatu daerah sehingga dapat menjadi pribadi daerah tersebut.

Seni Budaya Modern., memiliki ciri ; merupakan budaya, peralatan, bahasa, cerita taupun lainnya telah ada perubahan dan pencampuran dengan budaya luar dan mengikuti perkembangan jaman dan akan selalu berubah sesuai dengan tuntutan jaman.

1.Seni Sastra

Seni sastra ialah hasil budaya dari manusia melalui semua jenis tulisan yang memiliki makna atau keindahan tertentu, yang mengungkapkan gagasan yang lahir dari hasil pemikirannya yang tertumpu pada bentuk keindahan bahasa.

Contoh seni sastra yakni sepertim syair, babad,sonata, gurindam puisi, novel dan lain-lain
Beberapa tokoh penyair Seperti ; Soe Hok gie, Taufik Ismail, Ws rendra dll

2.  Seni Musik

Unsur bunyi adalah elemen utama seni musik. Unsur lain dalam bentuk harmoni, melodi dan notasi musik merupakan wujud sarana yang diajarkan. Media seni musik adalah vokal dan instrumen. Karakter musik instrumen dapat berbentuk alat musik Barat dan alat musik Nusantara/tradisional. Jenis alat musik tradisional antara lain terdiri dari seruling, gambang kromong, gamelandari jawa, angklung dari jawa barat, rebana, kecapi, dan kolintang dari minahasa, gondad dari tapanuli,dan talempong dari minangkabau serta . Jenis alat musik Barat antara lain terdiri dari piano, gitar, flute, drum, musik elektronik, sintetiserr, seksopon, dan terompet..
Seni musik lebih transparan dalam bentuk hasil karyanya. Bunyi sebagai media ungkap menjadi salah satu alat komunikasi dalam menginternalisasikan makna bunyi ke dalam penerjemahan kuantum dari pikiran aranjer(penata musik) ke penonton. Oleh sebab itu, dibutuhkan pemaknaan artikulasi penataan musik terhadap cara penyampaian makna musik untuk dapat dimengerti oleh penonton. Dengan demikian makna penataan musik semakin mudah dipahami, dimengerti dan menjadi media komunikasi antara penata musik dengan penghayat musiknya.
3.Seni Rupa
Seni rupa merupakan salah satu cabang kesenian. Seni rupa memiliki wujud pasti dan tetap yakni dengan memanfaatkan unsur rupa sebagai salah satu wujud yang diklasifikasikan ke dalam bentuk gambar, lukis, patung, grafis, kerajinan tangan, kriya, dan multimedia.
Seni rupa telah mengakar mulai zaman animisme dan dinamisme hingga jaman melenium. Seni Rupa menjadi salah satu bagian cabang seni yang secara performatif mempresentasikan wujud yang kasat mata. Ilusi tentang wujud dapat diserap dan dirasakan ke dalam klasifikasi bentuk seperti telah disebut pada bagian atas. Representasi bentuk seni rupa dipertimbangkan secara sinergis melalui perhelatan media yang digunakan sebagai dasar perwujudan rupa. Secara kontekstual seni rupa merupakan wujud mediasi bentuk kasat mata yang dekat ke arah perlambang gambar, lukis, patung, kerajinan tangan kriya dan multimedia. berhubungan dengan unsur cabang kesenian

Di Indonesia , aliran yang terkenal adalah realism, naturalism,kubisme, atau abstriksme walaupun ada berbagai macam aliran seni rupa seperti ; Surrealisme, Romantisme, Ekspresionisme, Impresionisme dan lain sebagainya.

Seni rupa yang paling menonjol di Indonesia ialah seni patung dan ukir,seperti seni ukir di bali dan jepara dan berbagai macam patung seperti patung suku dayak dari Kalimantan.

4.Seni Tari

Media ungkap tari adalah gerak. Gerak tari merupakan gerak yang diperhalus dan diberi unsur estetis. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu dari koreografer. Keindahan tari terletak pada bentuk kepuasan, kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga dan penikmat atau penonton.
seni tari mencakup praktik dasar dan mahir dalam penguasaan gerak tari meliputi tari tradisional maupun tari garapan, kemampuan memahami arah dan tujuan koreografer dalam konsep koreografi kelompok. Kemampuan memahami an berkarya tari (koreografi) adalah keterampilan khusus berhubungan dengan kepekaan koreografi, di sisi lain diharapkan memiliki kepekaan memahami aspek-aspek tari dan aspek keindahan secara teknis. Sebagai penyesuaian abad modern, kemampuan memahami dan membuat perangkat multimedia hubungannya dengan tari adalah bentuk penyesuaian sumber daya manusia dalam adaptasinya dengan teknologi. Perwujudan ekspresi budaya melalui gerak yang dijiwai serta diikat nilai-nilai budaya menjadi patokan dasar atau standar ukur tari untuk dikaji menjadi bentuk tari-tarian daerah di Indonesia. Sebagai salah satu unsur terpenting kesenian di Indonesia dalam wujud performa gerak, dibutuhkan adanya kehidupan sosial dan spiritual masyarakat pendukungnya. Peran dan fungsi tarian yang begitu penting hingga kini pada puncak kesenian daerah menjadi simbol dan puncak tari sebagai budaya di daerah yang bersangkutan. Jenis tari yang telah menjadi puncak budaya daerah sangat erat untuk dijadikan sebagai tarian yang diunggulkan daerah.di mana tarian tersebut berasal.
Dan macam tarian tersebut  Seperti
·         Tari pendet dari bali
·         Tari jaipong dari jawa barat
·         Tari piring dari padang
·         Tari kecak dari bali
·         Tari perang dari papua
·         Dan lain sebagainya



5.Seni Teater

bidang seni teater mencakup kemampuan memahami dan berkarya teater, kemampuan memahami dan membuat naskah, kemampuan memahami berperan di bidang casting kemampuan memahami dan membuat setting atau tata teknik pentas panggung dan penciptaan suasananya sebagai perangkat tambahan dalam membidangi seni teater.
Di sisi lain, kemampuan memahami untuk berperan di luar dirinya adalah penguasaan khusus yang harus dikuasai secara teknis dalam berkarya teater. Kemampuan memahami dan membuat sarana dan prasarana perlengkapan berbasis multimedia adalah pendekatan aktual yang harus dikuasai seorang dramawan dalam kaitannya dengan penyajian teater berbasis teknologi. Seni teater juga sebagai bagian integral kesenian memiliki media ungkap suara dalam wujud pemeranan. Cara atau teknik ini lebih mengutamakan terciptanya casting, pembawaan, diksi, intonasi, pengaturan laring dan faring secara konsisten adalah bagian penting dari penjelmaan profesi yang harus dimiliki.

Contoh seni teater seperti Pertunjukan wayang, drama rama dan shinta,dan lain sebagainya

Seni bangunan merupakan karya seni wujud bangunan yang menggabungkan seni arsitektur dan seni rupa, yakni seni membuat sebuah tempat tinggal sehingga tempat tinggal tersebut menjadi cirikhas suatu daerah , dan rumah adat tersebut menjadi seni budaya Indonesia , Seperti
·          Rumah adat Joglo dari Jawa Tengah
·         Rumah adat minangkabau dari Sumatra barat
·         Rumah Adat Betawi dari Jakarta
Dan keseluruhan rumah adat tersebut telah dapat dinikmati atau dapat dilihat dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
, yang dibangun atas prakarsa dari (Almh,) Ny. Tiem Soeharto.
6.Seni Budaya Kerajinan Tangan
cabang kesenian ini pada dasarnya memprioritaskan kepada keterampilan tangan dalam bentuk benda hasil kerajinan. Hal kerajinan tangan mencakup unsur-unsur bordir, renda, seni lipat,seni dekoratif, serta seni yang menekankan keterampilan tangan. Seni dan pengetahuan lain dapat dipahami dan diketahui oleh pembaca dalam upaya pengembangan kepribadian dan keanekaragaman. Dalam suatu kehidupan akan terasa hambar dan gersang apabila kita tidak memiliki kesenian. Kesenian dapat menyempitkan aspek budaya dan memperluas cakrawala serta keanekaragaman pengetahuan seseorang. Secara aktual kesenian yang ada berwujud musik, rupa, teater, dan tari secara multilingual, multikultural, dan multidimensional.

Dan berbagai kerajinan tangan yakni, Seperti ,
1.      alat permainan anak-anak seperti gangsing
2.      pakaian daerah,
3.      peralatan memasak,
4.      dan lain sebagainya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar