Senin, 18 Juli 2011

kumpulan puisi

Gadis kecil ku

Gadis kecilku

Sayapnya Tak pernah menampakkan Kesedihan

Dalam Kegalauan dunia, Ia ciptakan bunga-Bunga penuh aroma

Bersama cerahnya mentari bunga itu bersemi



Alangkah Indahnya ketika,sekelumit senyuman tipis terselip di wajahnya

nampak pijar sinar matahari menghiasi hari-harinya

tanpa satu pun manusia

mengerti akan kemalangannya di dunia



ia simpan semua dalam kedalam gelapnya malam

tentang senyuman yang membuat iri sang rembulan

yang merindukan dekapan gerimis hujan cahaya purnama

dan tak berharap akan panasnya kedengkian berjuta manusia serakah



Besarlah Gadis Kecilku….

Simpan segala luka dan duka mu

biarlah sang waktu menemani mu dalam kesendirianmu

tetaplah tersenyum,walau kau menahan setiap makian para budak dunia

Tegaklah Ke langit Luas.....

Puisi Sekedarnya

 

Kita telah Sampai pada titik terendah dalam hidup kita

Buanglah segala gundahmu disini,bersama datangnya cahaya kemilau dari timur

rasakanlah ketentraman dari rasa kekaguman

akan keindahan Cahaya mata dari Yang Kuasa



Manakala setiap kata-kata sederhana

yang meluncur deras melalui pena diatas kertas yang berubah menjadi sebuah prosa

kata-kata yang menguburkan segala kesombongan dari setiap pikiran dan perkataan

jelaslah Segala Keangkuhan dikalahkan oleh Keindahan Kuasa Alam



Setiap kata-katamu mengalir seperti Alunan Musik sang Maestro yang Damai

Ku merasakan Keajaiban Cinta dalam persahabatan

Yang memperindah Jiwa dengan gelak tawa yang menggelikan



Kaulah temanku

memberi arti dalam Keputusasaanku

kita Taruh Cita-cita disini bersama serbuk Edelewis yang mewangi

dan berharap akan Kembali Suatu saat Nanti

 

 

Untukmu

 

Dari Retakan-Retakan dinding Pembatas

Disinalah Akhir Waktu Yang perkasa

menunaikan tugasnya

Ialah Tanah merah yang menjadi Singgasana nisan Terpahat

seperti sebait pUisi perjalanan kehidupan

Disinilah terbingkai ribuan Tangis dan Bahagia

Dari Semua peristiwa dalam Hidupnya, Hidupmu mungkin Jua

Kehidupanku Kelak

Tak Sanggup bumi menahan sesak pedih

walaupun Airmata hanya sebagai semburat luka lama

Sungguh Do…, Lewat hembusan angin dan gemerisik

Gesekan-gesekan Bambu, Beliau(Tuhan) tahu Hamba nya telah datang

dengan sekeranjang Cinta kasih dan Doa

Perkenanku diriku diatas Pusaran hitam ini

Menundukan kepalaku, mengenang dirimu dalam Doa dan Sholat ku

Selamt Jalan Temanku

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar